Senin, 01 Agustus 2011


Menguliti Arti Si Kulit Bundar
By: Muhamad Aly
“Berlari, menggiring, menendang, saling umpan dan mengoyak jala lawan dengan ambisi meraih kemenangan”
            Statement ini mungkin mewakili fikiran secara umum dalam menggambar garis besar dan arti sebuah permainan sepak bola. Pada haqiqat-nya memang demikian. Namun bagi para pecinta bola yang tak puas akan filosofi tersebut akan menyatakan bahwa sepak bola tidak cukup sampai di situ saja.  Masih banyak makna yang tersimpan dan tersembunyi di balik permainan yang lahir di negeri Inggris ini. Bukan hanya perang fisik yang mengandalkan dua, tiga individu saja untuk meruntuhkan sang lawan, namun juga butuh kerja sama, dan kecerdasan saling berkomunikasi diatas rumput hijau ini. Begitu banyaknya nilai-nilai yang dikandung itulah, menjadikan sepak bola menjadi permainan sekaligus olahraga yang paling popular di seantero jagad ini.
Filsafat Sepak Bola
Sepak bola tidak sekedar berfikir objektif dalam mengolah si kulit bundar ini untuk mencari kemengan sesaat. Tetapi juga butuh kemampuan menaklukan siasat sebagai pedang dan ujung tombak kelompok atau tim yang juga butuh perisai untuk mengganjal lawan sebelum mengdobrak benteng pertahanan suatu tim sepak bola. Perlu racikan yang cerdas nan cerdik dari sang arsitek yang dipanggul oleh sang manager tim sepakbola dalam menghadapi sang lawan dengan segala pengalaman bermain, skill yang dimiliki, perkiraan power dan strategi, serta pendekatan-pendekatan untuk meramu tim yang brtujuan pulang tanpa tangan yang hampa. Bermain bola sama halnya menyatukan keselarasan dan tekad untuk satu tujuan menuju arti sebuah kemenangan. Menjaga harga diri dan menorehkan ambisi antara kawan dan lawan dengan beban moral dan bara semangat pada masing-masing tim.
Sepak bola pun olahraga yang juga perlu memperhatikan psikologis individu-individu yang ada dalam suatu timnya. Adaptasi individu dengan bola, antar rekan satu tim, dan adaptasi dengan lingkungan ataupun alam. Karena sejatinya sepak bola tidak hanya perang fisik, namun dibutuhkan strategi perang yang melibatkan mental, kepiawaian, dan kecerdasan.
 Hamparan Hati Sang Rerumputan
By: Muhamad Aly
Bola selalu menghadirkan kemeriahan mapun kedukaan. Tidak hanya kelelahan yang mengucurkan keringat namun juga eksploitasi dari jiwa dari rasa puas atau kecewa, rasa senang atau sedih, rasa sabar atau jengkel, ketenangan atau amarah, hingga mampu menghadirkan suatu paham fanatisme pada sang subjek dan objek bola itu sendiri.
            Itulah sepak bola, ada do’a yang menjaga, ada cinta yang ikut menemani, ada kebanggaan yang terjaga, emosi dan ambisi yeng berapi-api, ada semangat yang berkobar, keringat dan airmata yang bercucuran, ada rasa Syukur atas setiap perasaan atas sebuah celebration.
Olahraga yang harus dijunjung dengan sportifitas ini, juga mengandung jutaan warna yang mengimplikasikan warnanya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sepak bola pun mampu menjadi guru dan filosofi kehidupan yang mampu menyatakannya di lini-lini kehidupan. Mulai dari lika-likunya, kisah suka dan dukanya, keberhasilan dan kegagalannya dan juga mengajarkan arti kebersamaan dalam kehidupan. Bahkan sampai kisah-kisah cinta pun banyak yang ikut andil dalam dunia bola ini. Dunia bola bagai planet baru sebagai tempat rekreasi di hiruk pikuk kehidupan ini, karena mampu memompa spirit dan merangsang saraf-saraf yang ada dalam raga maupun ruh sekalipun.
            Sepakbola pun mampu menjadi harga diri suatu bangsa, dimana ada loyalitas dan konflik-konfliknya. Sepakbola lah juga banyak berpengaruh di berbagai sendi-sendi kehidupan bangsa, mulai dari ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, hingga melibatkan nama dan jatidiri bangsa.